English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Janganlah Putus Asa


“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. Ssungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (az-Zumar: 53)

Itulah rahmat yang luas yang meliputi seluruh kemaksiatan dalam bentuk apapun. Itulah seruan supaya kembali. Seruan kepada para pendurhaka yang berlebihan, terlunta-lunta, dan tersesat di padang kesesatan.

Ayat itu menyeru mereka kepada harapan, cita-cita, dan kepercayaan akan ampunan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Dia mengetahui kelemahan dan kepapaan mereka. Dia mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang menguasai diri mereka. Dia mengetahui setanlah yang mengintip mereka di setiap kesempatan dan menghadang di setiap jalan, lalu menyeretnya dengan berkuda dan berlari. Sungguh setan itu bekerja serius dalam praktik busuknya.

Allah mengetahui bahwa sosok makhluk manusia ini merupakan bangunan yang rentan. Manusia itu miskin dan cepat terjatuh jika tali yang mengikat tangannya dilepaskan. Aneka fungsi, minat, dan syahwat yang terhampar di dunia cepat sekali memalingkan manusia dari keseimbangan. Sehingga, dia terantuk di sana-sini, lalu terjerumus ke dalam kemaksiatan. Manusia itu lemah dalam memelihara keseimbangan yang baik.

Allah mengetahui setiap ihwal setiap makhluk. Maka, Dia mengulurkan bantuan, melapangkan rahmat baginya dan Dia tidak menyiksa karena kemaksiatannya sebelum Dia menyediakan segala sarana untuknya guna memperbaiki kekeliruannya dan menegakkan langkahnya di atas jalur. Pada saat manusia berputus asa dan patah arang, Dia mendengar seruan kasih sayang dan sapaan kelembutan.
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat ALLAH. Ssungguhnya ALLAH mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (az-Zumar: 53)

Tidak ada antara dirinya yang berdosa dan sapaan kasih sayang yang lembut dan naungannya yang toleran dan mendayu… kecuali tobat semata dan kembali ke pintu yang terbuka tanpa penjaga yang menghalanginya. Pintu yang tidak memerlukan permintaan izin bagi siapa saja yang ingin memasukinya.

“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepada-mu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan, ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya.” (az-Zumar: 54-55)

Bertobat, menjalankan Islam, dan kembali ke kehangatan ketaatan dan naungan kepasrahan. Ini adalah satu-satunya cara, tanpa memerlukan sarana orang suci, petunjuk, panghalang, perantara dan pemberi syafaat.

Itulah perhitungan langsung antara hamba dan Rabb. Itulah komunikasi langsung antara makhluq dan Khaliq. Barangsiapa yang sesat dan ingin kembali, maka kembalilah. Barangsiapa yang terlunta-lunta dan ingin bertobat, maka bertobatlah. Barangsiapa yang durhaka dan ingin berserah diri, maka berserah dirilah dan lakukanlah.. lakukanlah, masuklah karena pintu selalu terbuka. Kehangatan, naungan, seruan, dan kenyamanan berada di balik pintu yang tanpa penjaga dan gratis.

Marilah, sebelum habis waktunya. Marilah “sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat di tolong (lagi).” Di sana tiada penolong. Marilah, karena waktu tiada yang menjamin. Persoalan itu dapat saja diputuskan dan pintu-pintu dikunci kapan saja, baik pada malam maupun siang hari. Marilah, “dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhammu.” Ini Al-Qur’an berada di hadapannmu “sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya.”

Marilah, sebelum kamu menyesali kesempatan yang hilang, menyia-nyiakan Allah, dan mengolok-ngolok janji Allah,
“Supaya jangan ada orang yang mengatakan, ‘Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).’” (az-Zumar: 56)

Atau, kamu mengatakan bahwa Allah telah memutuskan diriku sebagai orang sesat. Apabila Dia memutuskan aku berada dalam petunjuk, niscaya aku beroleh petunjuk dan bertakwa,
“Atau supaya jangan ada yang berkata, ‘Kalau Allah member petunjuk kepadaku, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.’” (az-Zumar: 57)

Itulah dalih yang tidak berdasar, karena kesempatan terbuka lebar sekarang dan sarana petunjuk senantiasa tersaji serta pintu tobat senantiasa terbuka
“Atau, supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab, ‘Kalau aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik.’” (az-Zumar: 58)

Itulah harapan yang tidak tercapai. Jika kehidupan ini berakhir, habislah putaran dan tidak pernah kembali. Kini kalian berada di negeri amal. Itulah satu-satunya kesempatan. Jika ia habis kesempatan pun tidak akan kembali dan kalian akan ditanya dengan nada mengungkit dan menghinakan,
“(Bukan demikian), sebenarnya telah datang ketetapan-ketetapan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan kamu termasuk orang-orang yang kafir.’” (az-Zumar: 59)

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR YA, AKU BERHARAP ADA YANG BERKOMENTAR, SATU KOMENTAR SEJUTA KIASAN

Pengikut

Tentang Blog

Free Automatic Backlink Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net